Jalan-Jalan di Ubud – Berlibur ke Bali, tak lengkap rasanya bila tak menginap semalam di Ubud atau sekedar jalan-jalan di daerah Ubud seharian. Pemukiman desa yang unik, kental dengan unsur seni dan budaya serta keramahan warganya membuat Ubud selalu menjadi tempat tujuan favorit saat ke Bali. Meski dibanguni banyak artshop, toko retail brand ternama, villa hingga resort, Ubud tetap menjadi tujuan banyak orang untuk melipur lara atau sekedar menjauh dari hiruk pikuk perkotaan.
Ubud awalnya Ubad
Beberapa orang yang ditanya “mengapa berulang-ulang ke Ubud?” Mereka menjawab Ubud begitu tenang, sejuk, indah, dan sangat ramah bagi jiwa untuk beristirahat. Ada pula yang menjawab, Ubud punya keistimewaan tersendiri baginya, tempat ini terasa magis dan memberi kesan relax yang luar biasa. Tak hanya satu atau dua orang yang menjawab seperti itu, banyak.
Jika dikaitkan dengan istilah namanya, awalnya Ubud berasal dari kata Ubad. Ubad yang mana dalam bahasa Bali berarti obat. Konon dulu, Ubud adalah tempat untuk memohon kesembuhan atas segala masalah atau penyakit yang seorang alami. Kata Ubad kemudian lama kelamaan berganti menjadi Ubud, dan seperti Ubud yang kita kenal sekarang.
BACA JUGA: Villa Murah di Ubud – Bali: Ada Private Poolnya juga lo! Cuma 400san ribu!
Ubud Terkenal dengan Terasering Sawah
Kawasan sawah terasering yang berada di Tegalalang adalah salah satu ikon Ubud yang sampai saat ini masih banyak dikenal luas dilauaran. Namun begitu, tak hanya persawahan kawasan Tegalalang, kawasan utama Ubud meski terbilang padat namun masih sangat worth untuk dikunjungi. Ada banyak tempat-tempat yang bisa dikunjungi berbarengan untuk sebuah day-trip di Ubud.
Nah berikut ini adalah beberapa spot menarik atau tempat favorit saat jalan-jalan di Ubud. Simak beberapa tempat favorit jalan-jalan di Ubud berikut ini.
5 Spot Favorit Jalan-Jalan di Ubud
Mulai dari Monkey Forest, Pasar Ubud, Puri Ubud, Bukit Campuhan dan Jembatan Campuhan, hingga Serayu Pot dan Terracotta dapat kalian kunjungi dalam waktu yang berdekatan bahkan dalam sebuah day-trip sekalipun. Simak selengkapnya di bawah ini.
Monkey Forest Sanctuary
Salah satu penangkaran monyet terbesar dan “termewah” di Bali adalah Mandala Suci Wenara Wana atau dalam bahasa Inggris, Sacred Monkey Forest Sanctuary Ubud. Berlokasi di Desa Padang Tegal, Ubud, penangkaran ini menampung kurang lebih 1049 monyet. Penangkaran ini adalah penangkaran alami dari monyet-monyet yang ada di hutan Ubud. Tempatnya yang begitu luas dan monyet yang “friendly” serta dijaga oleh beberapa pawang yang tersebar di beberapa titik membuat tempat ini ramai oleh pengunjung.
Meskipun harga tiket terbilang sedikit mahal, namun sangat worth untuk menikmati jalanan setapak dengan pepohonan yang rindang dan kawanan monyet yang berkeliaran secara bebas. Di dalam penangkaran ini juga terdapat sungai dan juga pura di sebelahnya dengan kolam ikan yang sangat jernih dan ikan yang sangat besar. Hal ini menambah suasana mistis di penangkaran suci ini. Selain itu keberadaan patung-patung baik patung monyet, serta ornamen tokoh-tokoh pewayangan pada jembatan dan dinding-dinding menambah unsur kemagisan dan kesucian penangkaran ini.
Beberapa, pengunjung juga kadang ditawarkan untuk berfoto selfie bersama monyet yang dipandu oleh pawangnya. Meskipun tergolong “friendly”, menjaga barang bawaan dengan baik sangat dianjurkan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Terkahir kali berkunjung, tiket per orang seharga 50rb rupiah. Lokasi lengkap dari Monkey Forest ini adalah Jl. Monkey Forest, Ubud, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali. Jam operasional dimulai dari jam 9 hingga 4 sore. Selamat jalan-jalan di Ubud.
Jalan Jalan di Ubud Art Market
Salah satu tempat terbaik untuk mencari karya seni atau kerajinan tangan di Gianyar adalah Pasar Seni Ubud. Berlokasi di Jalan Raya Ubud yang mana merupakan pusat aktivitas komersial di Ubud, pasar tradisional ini selalu ramai pengunjung. Ada banyak pilihan barang atau cinderamata yang dapat kalian dapatkan disini. Mulai dari dream catcher, asbak, pernak-pernik gelang, kalung, kaca mata, tas, topi, gantungan kunci, kaca hiasan dinding, lukisan, hingga pakaian seperti dress, baju barong, dan masih banyak lainnya.
Tak lengkap rasanya bila jalan-jalan di Ubud dan tidak membawa buah tangan saat pulang ke rumah. Membeli beberapa pernik-pernik kecil meski melakukan penawaran adalah suatu yang wajar yang penting menawarnya tidak terlalu keras ya, tetap support local business.
Ubud Palace
Tak jauh dari Pasar Seni Ubud, di bagian utara depan ada sebuah “kerajaan” megah atau dikenal dengan Puri Ubud atau lengkapnya Puri Saren Ubud. Rumah para raja Ubud ini adalah salah satu tempat yang harus ada di wishlist kalian jika jalan-jalan ke Ubud. Terkenalnya Ubud ke mancanegara tidak lepas dari peran penting dari Raja Ubud yaitu Tjokorde Gede Raka Sukawati serta adiknya Tjokorde Gede Agung Sukawati . Kemampuannya dalam berbahasa Inggris dan Belanda, serta kemampuan dalam dunia bisnis membuat banyak turis datang dan menginap di Ubud.
Selain itu, sebuah undangan kepada seniman lukis terkenal yaitu Walter Spiers oleh Raja Sukawati juga membuat trend melukis di Ubud meningkat di kalangan pelukis asing. Hal ini membuat kedatangan seniman internasional dan trend melukis sangat tinggi di Ubud kala itu. Itulah sebabnya kemudian hingga kini kita sering menemui museum lukisan di daerah Ubud. Peran Puri Ubud melalui para raja yang memerintah Ubud dikala itu tentu merupakan sebuah nilai sejarah yang luhur yang kita setidaknya ketahui dan bisa teladani meski hanya dengan berkunjung dan melihat kemegahan puri Ubud. Selain itu setiap malamnya, di Puri ini juga dipentaskan tari barong Ubud bagi wisatawan yang berkunjung.
Jalan-jalan di Campuhan Hill
Bila menginap di Ubud, sempatkan pagi hari atau saat sore untuk mampir sebentar ke Bukit Campuhan. Berlokasi kurang dari 5 menit ke arah utara dari Puri Ubud, bukit ini adalah salah satu jogging trek yang indah dengan hamparan ilalang pada bagian kanan dan kirinya.
Bila tak ingin berkeringat, atau hanya menikmati mentari terbit. Bukit Campuhan bisa jadi pilihan saat menginap di Ubud. Udaranya yang segar dan sejuk memberikan suasana pagi yang sempurna sebelum menikmati secangkir kopi dari kedai terdekat atau breakfast di villa tempat menginap. Bila tak suka bangun pagi, datang sore hari melihat sang mentari terbenam juga bisa dilakukan dari bukit Campuhan ini.
BACA JUGA: Staycation: Cara Baru “Menikmati Pandemi”
Serayu Pot and Terracotta
Tak jauh dari pusat keramaian di Jalan Raya Ubud. Ada spot unik dan klasik di Jl. Gn. Sari, Peliatan, tepat di balik patung Arjuna. Hanya 5 menit dari Puri Ubud dan Pasar Seni Ubud.
Serayu Pot and Terracota, sebuah artshop yang memproduksi kerajinan gerabah dengan berbagai macam variasi. Hasil karyanya dipajang di bagian depan yang juga merupakan sebuah warung makanan dan minuman ringan. Berbagai jenis gerabah dipajang, dijejerkan, serta digantung dan terlihat sangat seni dalam sebuah jepretan kamera.
Tak ada tiket masuk yang diberlakukan, pemilik memperbolehkan masyarajat atau turis yang ingin berfoto. Namun begitu, akan lebih bijaksana jika menyempatkan membeli sebotol atau beberapa makanan di warungnya. Tidak lain dan tidak bukan sebagai wujud terima kasih karena sudab membuat sebuah hal yang indah untuk diabadikan.
Nah itulah dia, beberapa spot favorit saat jalan-jalan di Ubud yang bisa dikunjungi dalam waktu kurang dari sehari. Sangat dekat dan gampang mencarinya bukan? Nah sekian tips jalan-jalan ke Ubud kali ini. Semoga bermanfaat. Sampai jumpa di Ubud, wahai Ubudian.
BACA JUGA: Nikmati Pagi atau Sore Hari Kalian di Jogging Track Favorit di Bali