• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer

jalanmelali

Sharing Local Experience

  • Home
  • NEWS
  • PLACE TO GO
  • TREND-CULTURE
  • COMMUNITY
  • CULINARY
  • SHOWBIZZ
  • ABOUT
    • SITEMAP
    • CONTACT
    • PRIVACY POLICY

Melasti atau Mekiyis: Tradisi Penyucian Diri dan Semesta Menjelang Perayaan Hari Raya Nyepi 

March 25, 2025 by jalanmelali Leave a Comment

Melasti atau Mekiyis, sebuah tradisi upacara penyucian diri dan semesta dalam rangkaian menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1947

Beberapa hari menjelang perayaan tahun baru caka umat Hindu yaitu Nyepi kita dihadapkan dengan sebuah rombongan umat hindu yang berjalan kaki menuju sumber air terdekat seperti danau atau pantai. Mereka membawa sarana upacara serta yang terpenting adalah pratima sebagai bentuk reprensentasi Ida Hyang Widhi Wasa. Pratima tersebut dijunjung dari sebuah pura menuju suatu sumber air untuk prosesi penyucian dengan segala bentuk sesaji dan doa-doa suci. 

Melasti: Makna & Tujuan

Mengacu pada lontar Sundarigama, Melasti atau Mekiyis adalah bagian dari prosesi penyucian diri dan alam semesta (bhuana alit dan bhuana agung). Membuang jauh-jauh segala bentuk hal buruk baik itu berupa pikiran, perbuatan, dan perilaku dalam rangka menyambut tahun caka yang baru. Secara sederhana, melasti dapat diartikan sebagai momentum untuk membersihkan diri dan semesta untuk tahun baru yang lebih baik di masa mendatang. 

upacara melati Nyepi 2025
Instagram/ @wanderskyy

Melasti atau Mekiyis seyogyanya dilakukan sekali dalam setahun biasanya 3 hari sebelum hari raya Nyepi. Namun di beberapa daerah di Bali, penanggalan upacara melasti ini berbeda-beda ada yang maju atau mundur beberapa hari sebelum hari raya Nyepi. Namun hal tersebut tidak mengurangi maknanya sama sekali. Tak sampai disana, beberapa daerah lain mengacu pada tradisi dan adat daerah masing-masing melakukan upacara melasti atau mekiyis di luar perayaan Nyepi. Hal ini cukup menarik misalnya di kawasan Kubutambahan , Buleleng dan beberapa wilayah lainnya di Bali. 

Melihat Melasti Dulu dan Saat Ini

Kilas balik beberapa tahun silam, sekitar tahun 2000an, melasti adalah sebuah perjalanan yang sangat khidmat. Mengapa disebut khidmat? Ketika pelaksanaan melasti tersebut, seluruh masyarakat Hindu tumpah ruah ke jalanan menuju sumber air terdekat dengan berjalan kaki. Tidak ada satupun yang membawa motor atau mobil. Seberapapun jauh sumber air tersebut baik itu danau, beji, ataupun pantai, mereka lalui bersama-sama dengan berjalan kaki. Maka dari itu melasti pada beberapa tahun silam berlangsung sangat khidmat dan penuh gairah, semangat serta energi. 

Hari ini, terlepas dari adanya kemajuan ekonomi dan dunia transportasi, tentu kemudahan-kemudahan selalu menjadi pilihan utama. Tanpa bermaksud membandingkan dan menilai yang baik dan kurang baik, melasti belakangan sudah dibantu dengan adanya mode-mode transportasi. Efektivitas dan effisiensi waktu menjadi dalih utama penggunaan mode transportasi tersebut. Kini beleganjur, alat musik tradisional Bali ini sudah diangkut dengan truk berserta dengan sekaa-nya atau orang yang menabuh alat musik tersebut. Pratima yang diletakan pada miniatur singgasana yang dijunjung oleh masyarakat juga kini dibawa dengan kendaraan. Namun saat sudah dekat dengan mata air barulah diambil, dan warga kemudian melekakukan istilah nyunggi. 

Namun begitu, di beberapa desa masih berjalan kaki menuju sumber air dalam rangkaian melasti. Mereka yang sudah lanjut usia atau berkebutuhan khusus atau hamil lebih diutamakan mengutamakan kendaraan.

Mengenal Istilah Nyunggi saat Upacara Melasti

Nyunggi secara sederhana diartikan sebagai proses warga menjunjung Pratima yang dibawa dalam bentuk miniatur singgasana. Nyunggi bisa dibilang sebagai bentuk bakti yang diwujudkan oleh para warga khususnya laki-laki. Ini adalah sebuah aktivitas heroik yang dilakukan bergiliran. 

melasti di bali
Instagram/ @aurahousebali

Secara sederhana dapat digambarkan bahwa sebuah pura memiliki sekelompok pengikut. Pengikut tersebut didasarkan atas tempat tinggal ataupun asas keluarga (biasanya disebut pura kawitan). Selain itu ada juga asas lainnya. Misalnya, mereka adalah kelompok petani, mereka akan memiliki pura sendiri yang disebut Pura Ulun Suwi atau Pura Subak. Nah pratima dari masing-masing pura ini kemudian diarak menuju sumber mata air oleh para pengikutnya. Nah saat itulah mereka bergiliran untuk melakukan sebuah proses yang dinamakan nyunggi. 

Persembahyangan bersama saat Melasti 

Setelah tiba di sumber mata air, pratima tersebut diletakkan di bagian terdepan menggadap ke laut atau danau. Kemudian diikuti dengan sesajen atau banten persembahan dari umat Hindu. Prosesi persembahyangan pun dimulai dengan segala sarana upakara (banten & sejaji) yang dipimpin oleh orang suci yang dikenal dengan sebutan Pedanda atau Pinandita. 

Setelah persembahyangan ini selesai. Para warga pun kembali nyunggi Ida Hyang Widhi Wasa kembali ke pura Desa sebelum nanti dikembalikan ke pura masing-masing dimana pratima berasal. Sebelum meninggalkan sumber mata air, para warga pun menyempatkan diri membasuh bagian tubuh mereka dengan sumber mata air. Hal tersebut adalah bentuk simbolis penyucian diri dan semesta. 

melasti atau mekiyis
Instagram/ @wanderskyy

Hari Raya Nyepi Caka 1947

Hari Raya Nyepi Tahun Caka 1947 ini jatuh pada tanggal 29 Maret 2025. Layaknya masyarakat Cina dengan tahun baru China, dan umat Islam dengan tahun baru Hijriah, warga Hindu di Bali dan luar Bali juga merayakan tahun barunya dengan Nyepi. Uniknya, tahun baru Nyepi dilakukan dengan “berhenti” sejenak. Berhenti dengan segala aktivitas yang kita semua kenal dengan istilah Catur Brata Penyepian, dimana ada 4 pantangan yang umat Hindu harus laksanakan saat merayakan tahun barunya. 

BACA JUGA: Nyepi di Bali 2025: Tanpa Internet, Tanpa TV, Tanpa Hiburan, Mau Coba?

Catur Brata Penyepian

Catur Brata Penyepian terdiri dari 4 bagian yang mana; 1) Dilarang menyalakan api baik itu secara nyata dan dalam diri sendiri dengan meredam segala keinginan yang berapi-berapi serta keinginan yang menggebu-gebu; 2) Dilarang bekerja dalam bentuk apapun, kita diminta untuk sejenak berhenti dari rutinitas dan mensyukuri segala bentuk berkah yang sudah diberikan hingga hari ini; 3) Dilarang bepergian, itulah mengapa saat Nyepi kita tidak akan melihat kendaraan satupun dijalanan karena larangan yang satu ini. Ini juga sangat baik untuk lingkungan, satu hari tanpa polusi tentu sangat berarti bagi alam ini; 4) Dilarang bersenang-senang dalam bentuk apapun baik itu berpesta, berjudi, dan berbagai bentuk kesenangan lainnya. 

Dengan adanya Catur Brata Penyepian ini, harapannya umat Hindu bisa lebih baik lagi dalam menghadapi tahun baru mendatang, dengan semangat yang tinggi, energi yang positif serta cita-cita yang luhur untuk di masa mendatang. 

Nah sekian dulu tentang Melasti dalam rangkaian Hari Raya Nyepi Caka 1947 ini. Semoga bermanfaat. Jangan lewatkan artikel menarik lainnya tentang hiburan, budaya, dan tradisi di Bali hanya di www.jalanmelali.com

Filed Under: Trend-Culture Tagged With: melasti, nyepi 2025, nyepi caka 1947

Primary Sidebar

Where to Eat!

coffee shop di Kintamani

Montana Del Cafe: Pioneer Coffee Shop Estetik di Kawasan Gunung Batur Kintamani Bangli

cata vaca jatiluwih

Cata Vaca: Nikmati View Persawahan dalam Balutan Lak-Lak Khas Jatiluwih Tabanan

standar lokal urutan babi asap

Standar Lokal Urutan Babi Asap: Hidangan Lokal dengan Cita Rasa Diatas Standar

la montagne coffee

La Montagne Coffee, Mahagiri Panoramic Resort: View Sawah Paling Ciamik di Karangasem, Bali

pika sushi

5 Tips Makan Enak dan Praktis Selama Liburan di Australia

Berburu Oleh-Oleh di Pulau Dewata: Mulai Dari Permen, Coklat, Kue, hingga Pernak Pernik Unik

Footer

Seedbacklink

jalanmelali.com

East or West, Bali is the Best!

  • Facebook
  • Instagram

Copyright © 2025 Jalan Melali - All Rights Reserved

Share

Blogger
Bluesky
Delicious
Digg
Email
Facebook
Facebook messenger
Flipboard
Google
Hacker News
Line
LinkedIn
Mastodon
Mix
Odnoklassniki
PDF
Pinterest
Pocket
Print
Reddit
Renren
Short link
SMS
Skype
Telegram
Tumblr
Twitter
VKontakte
wechat
Weibo
WhatsApp
X
Xing
Yahoo! Mail

Copy short link

Copy link