Nostalgia Mainan Anak 90an
Tamiya – Masih ingat dengan chasis? roller? bumper? dynamo? Anak 90an pasti masih ingat serunya balapan mobil mini 4WD buatan Jepang ini. Mobil mini 4WD ini jadi salah satu ikon permainan zaman 90an yang masih bertahan sampai saat ini. Nah mengapa sih masih bertahan? Apakah milenial juga suka bermain mobil mini 4WD ini? Atau karena televisi berulang kali menaikan kartunnya sehingga mainan ini jadi lestari sampai saat ini? Atau karena produksi rutin dari pabrikan tamiya yang membuat trend tamiya konstan dan bahkan naik pada tahun-tahun tertentu? Mari baca selengkapnya.
Sejatinya balapan tamiya rutin diadakan oleh komunitas pecinta atau mereka yang hobi main tamiya di beberapa daerah di Indonesia, khususnya di Jakarta. Arnold salah satu pecinta mobil mini 4WD ini dalam Unfaedah Podcast Lawless Jakarta menyebutkan beberapa tempat seperti Bosku Garage Blok M, Mangga Dua Square, dan lain sebagainya sering mengadakan balapan tamiya bahkan setiap minggu. Hadihnya pun tak tanggung-tanggung, hingga ratusan juta rupiah. Selain itu balapan ini juga ada kerjurnasnya lo. Jadi memang ada kejuaran resmi balapan tamiya. Wah keren ya, bukan mainan biasa ini mobil-mobilan.
BACA JUGA: Summori Cek: Alasan Anak Muda Rajin Bangun Pagi di Hari Minggu
Trend Tamiya Belakangan ini
Jakarta sampai saat ini masih menjadi trend-setter budaya khususnya pop-up culture di Indonesia. Belakangan sebuah kompetisi balapan mobil mini oleh musisi tanah air membuat dunia tamiya bergejolak. Mereka adalah Sammy Bramantyo (Bassis Seringai) dan Iga Masardi (Gitaris dan Vokalis Barasuara). Personil band yang masanya cukup banyak ini menarik perhatian di media sosial dengan membuat event Balap Liar Mini 4WD. Tak tanggung-tanggung acara ini disponsori oleh brand-brand besar dan diikuti beberapa rekan-rekan mereka seperti Podcast BKR, dan rekan mereka lainnya dari Lawless Jakarta, Quickening, dan Diskoria.
Mereka tentu bukan yang pertama, namun nama-nama mereka cukup bergengsi untuk dikatakan membangkitkan lagi mainan 90an ini ke permukaan di tengah pandemi dan menjamurnya hobi lain seperti main ikan koi contohnya. Setidaknya mampu mempengaruhi sepersekian persen dari folower mereka untuk ikut kembali memainkan permainan zaman dulu ini.
Tamiya mainan di Pulau Dewata
Tak berselang lama, demam tamiya pun merangsuki ke seluruh tanah air tidak terkecuali pulau Dewata. Membuat mereka yang tak main, menjadi main lagi atau mengekor dengan komunitas yang sudah ada. Meski Bali sangat jauh dari Jakarta terpisah lautan apalagi, penyebaran informasi dan kemiripan skena Jakarta dan Bali membuat dua ikon Indonesia ini sangat berkaitan.
Di Denpasar, ada beberapa tempat dimana tamiya sering dilombakan. CM Tamiya dan Track Tamiya di Ramayana sering dijadikan ajang mengadu mobil mini 4WD ini. Selain itu di wilayah Gianyar juga ada DMS Tamiya Bali yang juga menjajakan tamiya, aksesorinya dan lintasan untuk balapan. Ternyata lumayan juga ya venue dan toko yang mengakomodasi hobi yang satu ini. Bukan main-main memang tamiya ini.
Bikin Lintasan di Kebun
Tak tanggung-tanggung, bahkan sebuah komunitas mobil mini 4WD ini membuat balapan di sebuah kebun. Dilansir dari sebuah unggahan cerita di Instagram oleh vokalis band Rajawali Ingkar Janji (@ajin_jenaka), sempat mendokumentasikan sebuah balapan yang diadakan di sebuah kebun lengkap dengan lintasan yang proper dan dengan dekorasi yang tidak kalah dengan lintasan dibangun di mall atau pertokoan. Wah ternyata sampai segitunya ya kalau sudah hobi sampai bikin lintasan di kebun. Tak hanya itu, daerah Bali lainnya seperti Singaraja dan lainnya juga tampaknya melirik kembali mobil-mobilan mini buatan Jepang ini.
“Demam” tamiya ini jadi salah satu hal positif yang dapat dilakukan di masa pandemi ini. Kebosanan akan karangtina mandiri dan pembatasan oleh pemerintah mampu dialihkan dengan adanya hiburan dari permainan mobil mini 4WD ini. Terlebih semakin hari pembatasan kian diperpanjang. Sehingga bermain tamiya dengan taman sepergaulan sekitar rumah akan mengurangi adanya kontak dengan banyak orang di luar sana.
Selain itu dari segi ekonomi, transaksi jual beli mobil mini ini tentu akan membuat sebuah perputaran ekonomi yang setidaknya mampu sedikit membantu kondisi ekonomi dalam keadaan sulit seperti saat ini. Beberapa orang untuk urusan hobi biasanya tak tanggung-tanggung bahkan bisa mengeluarkan kocek yang cukup banyak. Jadi ini tentu sangat membantu perputaran uang di pasar.
Balapan yang rutin dan terus “dijaga” perkembangannya dari generasi ke generasi ini membuat tamiya bisa bertahan sampai sekarang. Sampai ada kerjunas, dan tentunya produksi yang masih terus dilakukan sampai sekarang. Jadi wajar saja trend ini naik turun dan gak pernah ada matinya.
Bagaimana, kalian ingin kembali bernostalgia dengan mainan masa kecil yang satu ini? Coba ajak teman-teman kecil kalian dulu lah, biar makin seru!