Viralnya video terkait pengerukan tebing di kawasan Pura Luhur Uluwatu oleh beberapa alat berat membuat warganet heboh dan mempertanyakan kejelasannya. Sejumlah alat berat tersebut mengeruk tebing dan membuang batu kapur ke lautan lepas di kawasan Uluwatu. Selengkapnya tentang alat berat bisa kalian baca disini situs seputar alat berat.
Berikut ini fakta-fakta tentang proyek pengerukan tebing kawasan Pura Luhur Uluwatu. Simak selengkapnya di bawah ini.

Temuan Keretakan pada Tebing Pura Uluwatu
Belakangan beredar sebuah video yang berisikan peneliti yang mengukur keretakan pada tebing di kawasan Pura Luhur Uluwatu. Tentu hal tersebut sontak menuai berbagai komentar dari warganet. Banyak yang khawatir dengan kondisi keselamatan dan keamanan tebing di kawasan Pura tersebut.
Keretakan tersebut memang ada sedalam 10 meter dan merupakan bekas retakan gempa pada 1922 silam yang kian meluas. Hal ini tentu dikawatirkan mengamcam keselamatan serta keamanan Pura yang begitu sakral sebagai penjaga Pulau Dewata dan juga menjadi salah satu ikon pariwisata Bali yang sangat dihormati.
Pemerintah Daerah Upayakan Penataan Tebing Pura Luhur Uluwatu
Terkait hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Badung kemudian melakukan upaya penataan kawasan tebing dengan membangun seawall di kawasan tersebut. Dilansir dari Dinas PUPR Kabupaten Badung, giant seawall itu akan dibangun mengelilingi tebing kawasan Pura Luhur Uluwatu dan tentu dibawahnya akan dibangun akses jalan sehingga harus dilakukan pemangkasan tebing dengan menggunakan alat berat.

Namun hal ini tentu banyak menuai kecaman dari warganet, masyarakat lokal hingga wisatawan. Masyarakat lokal tidak sama sekali diajak berunding tentang hal tersebut, hal itu disampaikan oleh Kepala Desa Adat Pecatu melalui Radar Bali.
Selain itu, pembuangan material tebing langsung ke laut lepas menimbulkan kekhawatiran terhadap ekosistem laut yang ada di kawasan tersebut. Mulai dari airnya yang kemudian menjadi keruh, terumbu karang yang rusak, dan berbagai biota laut di bawahnya yang pastinya akan terancam atas proses pembuangan material batu kapur ke laut lepas itu.
Pro dan Kontra Revitalisasi Tebing di Pura Uluwatu
Terlepas dari baiknya tujuan pemerintah untuk merevitalisasi kawasan ini. Memastikan keamanan dan keselamatan Pura Luhur Uluwatu, serta menjaga nilai budaya dan kelestariannya ada juga yang kontra dengan keputusan ini.

Sempat beredar isu dari Majalah Stab yang dilansir dari Beautynesia bahwa sebuah perusahaan dari Jawa memenangkan kontrak ini dan diduga adanya motif terselubung guna kepentingan ekonomi dan politik tertentu.
Selain itu isu lingkungan yang menerpa upaya pemerintah ini sering dijadikan bulan-bulanan warganet di media sosial.
Memang bila bicara pelestarian ada hal yang harus dikorbankan apalagi terkait kasus-kasus sepeti ini. Kompilasi ketidakpercayaan masyarakat pemerintah selama ini tentu dapat menggiring opini tidak baik atas apa yang menjadi keputusan pemerintah.
Meskipun tujuan utama yang dimaksudkan demi kepentingan khalayak ramai. Dalam hal ini tidak hanya untuk keselamatan dan keamanan saja, namun juga nilai budaya yang luhur serta warisan leluhur akan keberadaan Pura Luhur Uluwatu yang menjadi salah satu penjaga keseimbangan Pulau Dewata.
Giant Seawall dan Harapan Masyarakat Bali
Masyarakat sebagai yang katanya diperjuangkan suara dan hak-haknya tentu berharap pembangunan giant seawall ini benar-benar diwujudkan dengan baik. Tanpa ada maksud lain atau bahkan motif ekonomi dan politik tertentu yang menguntungkan kaum-kaum tertentu.
Bicara perihal Pura dan kesakralannya, orang Bali sangat yakin dengan karma phala. Sebuah keyakinan akan umat hindu akan perbuatan yang ditanam itu pula yang akan dituai di kemudian hari. Semoga mereka yang diberikan kepercayaan untuk menangani keretakan dan mewujudkan seawall ini benar-benar amanah demi kepentingan khalayak semua.