• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer

jalanmelali

Sharing Local Experience

  • Home
  • NEWS
  • PLACE TO GO
  • TREND-CULTURE
  • COMMUNITY
  • CULINARY
  • SHOWBIZZ
  • ABOUT
    • SITEMAP
    • CONTACT
    • PRIVACY POLICY

Nafas Harapan Nyepi Caka 1943: Marmar Herayukti bersama Westin Bali

March 12, 2021 by jalanmelali Leave a Comment

Nyepi Cultural Talkshow
Source: Instagram/westinbali

Nyepi Cultural Talkshow – Bertempat di Westin Nusa Dua, seniman ogoh-ogoh ternama Bali kelahiran Banjar Gemeh, Marmar Herayukti berbagi kisah kembali menggunakan bahan alami untuk pembuatan karya ogoh-ogohnya. Sering didaulat menjadi pembicara serta juri ogoh-ogoh membuatnya terus semangat untuk memperjuangkan pengembalian idealisme untuk kembali menggunakan bahan-bahan alami. Menghentikan penggunaan styrofoam dan kembali menggunakan bambu dan bahan-bahan alami lainnya adalah bagian dari kampanyenya selama berkeliling menjadi pembicara.

BACA JUGA: Nyepi di Bali: Tanpa Internet, Tanpa TV, Tanpa Hiburan, Mau Coba?

Seniman yang membuat ogoh-ogoh Taru Pule, Meme Dewaratu, serta Paksi Ireng juga berpesan jangan biarkan semangat bertradisi ini hilang. Meski dilanda pandemi dan dengan rasa terpaksa tidak merayakan tradisi ogoh-ogoh selama 2 kali berturut-turut tentu membuat semangat anak muda memudar. Namun begitu, kehadiran ogoh-ogoh mini setidaknya dapat menghidupkan semangat. Kelak nanti di saat hari sudah kembali normal, ogoh-ogoh yang sesuai keinginan bisa diwujudkan kembali tentunya dengan kearifan budaya lokal.

Nyepi Caka 1943

Pembuatan dan pemajangan Paksi Ireng di Westin tentu juga memberikan pesan dan makna tersendiri dalam merayakan Nyepi Caka 1943 ini. Sesuai dengan filosofi dari Paksi Ireng ini. Hidup dapat sangat begitu menyeramkan seperti bagaimana tampak dari Paksi Ireng tersebut. Namun dibalik kilauan emas pada sayap dan beberapa bagian dari Paksi Ireng menunjukan bahwa harapan akan selalu ada. Saat ini bagaimana kita membuat harapan tetap ada, karena itulah nafas kita untuk bertahan dan berjuang melewati semua tantangan ini. Karena masa-masa ini pasti akan terlewati.

“Meski patah hati, namun jangan patah semangat” begitu kiranya pesan Bli Marmar yang juga seorang vokalis band Ripper Clown ini menyemangati pemuda-pemuda yang ada di Bali agar tidak pernah patah semangat meski belum bisa merayakan tradisi ogoh-ogoh selama 2 tahun terakhir ini.

“Pandanglah pandemi ini sebagai bagian dari siklus kehidupan yang memang harus terjadi dan terus berjuang untuk bisa bertahan dan melewati semua ini dengan nafas harapan”, imbuhnya dalam acara Nyepi Cultural Talkshow yang diselenggarakan oleh Westin Nusa Dua Bali.

Jangan lupa baca artikel menarik lainnya hanya di www.jalanmelali.com

Filed Under: Trend-Culture Tagged With: milkyway di bali saat nyepi, nyepi 1943, nyepi di bali, ogoh-ogoh, tradisi nyepi

Primary Sidebar

Where to Eat!

coffee shop di Kintamani

Montana Del Cafe: Pioneer Coffee Shop Estetik di Kawasan Gunung Batur Kintamani Bangli

cata vaca jatiluwih

Cata Vaca: Nikmati View Persawahan dalam Balutan Lak-Lak Khas Jatiluwih Tabanan

standar lokal urutan babi asap

Standar Lokal Urutan Babi Asap: Hidangan Lokal dengan Cita Rasa Diatas Standar

la montagne coffee

La Montagne Coffee, Mahagiri Panoramic Resort: View Sawah Paling Ciamik di Karangasem, Bali

pika sushi

5 Tips Makan Enak dan Praktis Selama Liburan di Australia

Berburu Oleh-Oleh di Pulau Dewata: Mulai Dari Permen, Coklat, Kue, hingga Pernak Pernik Unik

Footer

Seedbacklink

jalanmelali.com

East or West, Bali is the Best!

  • Facebook
  • Instagram

Copyright © 2025 Jalan Melali - All Rights Reserved

Share

Blogger
Bluesky
Delicious
Digg
Email
Facebook
Facebook messenger
Flipboard
Google
Hacker News
Line
LinkedIn
Mastodon
Mix
Odnoklassniki
PDF
Pinterest
Pocket
Print
Reddit
Renren
Short link
SMS
Skype
Telegram
Tumblr
Twitter
VKontakte
wechat
Weibo
WhatsApp
X
Xing
Yahoo! Mail

Copy short link

Copy link